Penulis: M. Ash-Shiddiqy, Editor: Aisyah Puan Maharani


Siapa yang tidak mengenal cinta?
Dalam kehidupan manusia, kita akan mengalami berbagai emosi dari emosi benci, emosi sedih, senang termasuk pada emosi cinta. Kita ada dan lahir karena cinta. Orang tua kita menangis dan tersenyum saat kita lahir, itu adalah cinta. Hubungan ibu dan anak, dengan saudara dan juga teman adalah cinta. Menurut Jalaludin Rumi – Cinta adalah suatu kekuatan yang memunculkan dunia dan kehidupannya atau bisa disebut bahwa cinta adalah segala bentuk kehidupan di dunia dan Menurut Abraham Maslow – Dalam teori Hierarkinya, cinta adalah kebutuhan pada manusia. Cinta adalah kasih sayang dan rasa terikat satu sama lain. Ia mengatakan setiap manusia memiliki rasa ingin diterima oleh orang lain dimana mereka biasanya memenuhi kebutuhan tersebut melalui berteman, berkeluarga atau berorganisasi. Cinta sebagaimana kita ketahui mungkin sudah sangat identik dengan perasaan kasih sayang, perasaan suka dan lain sebagainya. Banyak yang mencoba menjelaskan apa itu cinta menurut psikologi dan bagaimana macamnya. Sebenarnya, bila dijabarkan secara umum, cinta mungkin tidak bisa diartikan dengan konkret. Wujud cinta itu sendiri tidak bisa terlihat dengan nyata, tetapi bisa dirasakan. Cinta ada dalam setiap diri individu sebagai anugrah dari yang maha kuasa. Cinta dapat mempersatukan orang yang bertikai, dan dapat menjadi penyatuan sehingga terjalin suatu hubungan pertemanan atau persahabatan antara individu. Dalam perspektif Islam bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka bermunajat kepada Allah SWT, dengan membaca AlQur’an, shalat dan ibadah yang lain. Ada perbedaan yang dimaksudkan “cinta” dalam psikologi dan Islam. Dimana cinta dalam psikologi lebih ditekankan adanya suatu hubungan yang terjalin antara individu dengan individu yang berlandaskan kasih sayang yang mana biasanya cinta tersebut tumbuh karena adanya ketertarikan fisik, atau sesuatu yang ingin dimiliki.


Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sternberg (1987) yakni Triangular Theory of Love atau teori triangulasi cinta dimana menjelaskan bahwa cinta dapat dipahami melalui tiga komponen yaitu intimacy, passion, dan commitment. Individu akan cenderung memiliki intimacy atau kelekatan antara individu satu dengan lainnya. Individu tersebut akan merasa aman, nyaman, dekat dengan orang yang disayang. Setelah merasa aman biasanya mulai merasa tertarik satu sama lain atau dapat dikatakan passion, yakni ketertarikan tersebut berdasarkan adanya hasrat atau ketertarikan fisik. Kemudian mereka akan saling menjalin hubungan atau berkomitmen antara satu dengan lainnya untuk menjaga hubungan mereka. Sedangkan pada perspektif Islam “cinta” dipandang sebagi sesuatu yang suci, dimana seorang dikatakan beriman ketika ia telah saling mencintai. Dimana dalam sebuah hadits disebutkan bahwa “Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sebelum kalian saling mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian mengenai sesuatu yang ketika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!.” (HR. Muslim). Kata cinta dalam Al Qur’an disebut Hubb (mahabbah) dan Wudda (mawaddah), keduanya memiliki arti yang sama yaitu menyukai, senang, menyayangi. Sebagaimana dalam QS Ali Imron : 14 “Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatangbinatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga).” Dalam ayat ini Hubb adalah suatu naluri yang dimiliki setiap manusia tanpa kecuali. Adapun Wudda dala m QS M ar ya m : 96 “ Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal sholeh, kelak Allah yang maha pemurah akan menanamkan dalam hati mereka kasih sayang ”jadi Wudda (kasih sayang) diberikan Allah sebagai hadiah atas keimanan, amal sholeh manusia. Dipertegas lagi dalam QS Ar Rum : 21 “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah ia menciptakan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” Dalam ayat inipun Allah menggambarkan ‘cenderung dan tentram’ yang dapat diraih dengan pernikahan oleh masing-masing pasangan akan diberi hadiah (ja’ala) kasih sayang dan rahmat. Dalam Kitab al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an karya alRaghib al-Ashfahani dijelaskan bahwa hubb sebuah cinta yang meluap-luap, bergejolak. Sedangkan Wudda adalah cinta yang berupa angan-angan dan tidak akan teraih oleh manusia kecuali Allah menghendakinya, hanya Allah yang akan memberi cinta Nya kepada hamba yang dkehendakiNya. Allah yang akan mempersatukan hati mereka. Walaupun kamu belanjakan seluruh kekayaan yang ada di bumi, niscaya kamu tidak akan mendapatkan kebahagiaan cinta jika Allah tidak menghendakiNya. Oleh karena itu teraihnya cinta wudda pada satu pasangan itu karena kualitas keimanan ruhani pasangan tersebut. Semakin ia mendekatkan diri kepada sang Maha Pemilik Cinta maka akan semakin besarlah wudda yang Allah berikan pada pasangan tersebut. Kesimpulannya, cinta dalam psikologi dan cinta Islam memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya karena cinta memang ada di dalam setiap diri individu untuk saling mencintai sesama individu (manusia), dimana sesama individu tersebut haruslah saling mengasihi satu sama lain sehingga terjadi kelekatan diantara mereka satu sama lain.


Perbedaannya adalah dalam psikologi, cinta memiliki komponen passion (seksualitas atau ketertarikan fisik), sedangkan dalam Islam, ketika seseorang mulai merasa aman, nyaman dan tertarik dengan individu, maka Allah telah memberikan solusi terbaik dintara mereka berupa pernikahan yang mana jika seorang hamba menjalankan pernikahan, maka ia menjalankan sunnah Rasulullah SAW dan dengan pernikahan tersebut mereka akan lebih terjaga dari perbuatan negatif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *