Penulis: Umdah Aulia Rohmah, M.H., Editor: Aisyah Puan Maharani
Setiap tahun, umat Buddha di seluruh dunia merayakan Hari Raya Waisak dengan penuh kesyukuran dan refleksi. Waisak, atau disebut juga Vesak, merupakan momen penting dalam agama Buddha yang diperingati untuk merayakan tiga peristiwa utama dalam kehidupan Siddhartha Gautama, pendiri agama Buddha: kelahiran, pencerahan, dan kewafatan.
Di tengah keragaman agama dan kepercayaan, menghormati Hari Raya Waisak adalah bentuk penghormatan terhadap pluralitas yang ada dalam masyarakat kita. Perspektif moderasi beragama memandang perayaan Waisak sebagai kesempatan untuk mempererat hubungan antarumat beragama, mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, dan keberanian.
Salah satu aspek yang penting dalam menghormati Hari Raya Waisak adalah memahami makna di balik perayaan ini. Selain merayakan kehidupan dan ajaran Siddhartha Gautama, Waisak juga menjadi momen refleksi bagi umat Buddha tentang pentingnya mengatasi penderitaan dan mencapai pencerahan melalui jalan kedamaian dan pengertian. Dalam perspektif moderasi beragama, nilai-nilai ini tidak hanya relevan bagi umat Buddha, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi semua individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Selain itu, menghormati Hari Raya Waisak juga melibatkan pengakuan akan kontribusi umat Buddha terhadap masyarakat. Mereka yang mengikuti ajaran Buddha sering kali mendedikasikan diri mereka untuk melayani orang lain, mempromosikan keadilan sosial, dan memperjuangkan perdamaian. Sikap saling pengertian dan kerjasama antarumat beragama dalam kegiatan amal dan sosial adalah manifestasi konkret dari semangat moderasi beragama.
Pentingnya moderasi beragama dalam menghormati Hari Raya Waisak juga tercermin dalam sikap menghargai perbedaan. Masyarakat yang beragam tidak selalu memiliki pandangan atau keyakinan yang sama, namun penting bagi kita untuk tetap menghormati perbedaan tersebut dengan sikap saling menghargai. Perayaan Waisak menjadi momentum untuk merangkul keberagaman dan memperkaya kemanusiaan kita dengan nilai-nilai universal seperti toleransi, kedamaian, dan pengertian.
Dalam era globalisasi ini, penting bagi kita untuk mengambil pelajaran dari perayaan-perayaan agama lain sebagai bagian dari upaya membangun masyarakat yang inklusif dan toleran. Menghormati Hari Raya Waisak bukanlah hanya tentang memberikan penghormatan kepada umat Buddha, tetapi juga tentang memperkaya pemahaman kita tentang keragaman budaya dan keagamaan. Dengan demikian, moderasi beragama bukan hanya menjadi kewajiban, tetapi juga menjadi landasan yang kuat dalam membangun masyarakat yang harmonis dan beradab.