Penulis: Umdah Aulia Rohmah, M.H., Editor: Aisyah Puan Maharani


Seiring pesatnya perkembangan zaman dan peradaban, saat ini muncul agama dan aliran kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Khususnya di Pulau Jawa, sebagian masyarakat masih ada yang menganut kepercayaan Kejawen.

Seperti yang diketahui, salah satu pulau terpadat di Indonesia adalah Jawa. Berbagai macam kepercayaan dianut oleh orang-orang di Pulau Jawa, mulai dari agama Samawi, Hindu, Buddha, hingga kepercayaan tradisional. Di antara kepercayaan-kepercayaan ini, ada yang dikenal sebagai Kejawen.

Sebenarnya, kejawen telah dianut oleh orang Jawa sejak zaman dahulu, meskipun beberapa percaya bahwa tradisi ini berasal dari zaman Hindu-Budha. Kejawen juga mencakup berbagai konsep seperti kehidupan di dunia, alam semesta, dan ketuhanan.

Apa sebenarnya definisi Kejawen? Apakah ada acara khusus yang dilakukan secara teratur? Bagi mereka yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang Kejawen, kami akan membahasnya secara menyeluruh, mulai dari karakteristiknya, klasifikasi, dan contoh adat istiadat.

Mengenal Kejawen

Kejawen, sebuah tradisi spiritual yang kaya dari tanah Jawa, telah membentuk lanskap spiritual masyarakat Jawa selama berabad-abad. Menurut orang-orang jaman dulu, menyebutnya lebih berupa seni, budaya, ritual, sikap dan filosofi masyarakat Jawa tidak terlepas dari spiritualitas. Secara umumnya, Kejawen adalah sebuah kebudayaan yang mengajarkan tentang tata krama atau aturan dalam berkehidupan lebih baik.

Orang yang percaya tradisi kebanyakan taat pada agamanya. Kebanyakan dari mereka tetap melaksanakan perintah dan larangan agama yang dianut lewat menjadi diri sebagai orang pribumi. Pada umumnya Kejawen adalah ajaran filsafat demi mendorong manusia tetap taat kepada Tuhannya.

Inti dari Kejawen adalah dikenal dengan ”Sangkan Paraning Dumadhi” artinya ”dari mana datang dan kembalinya hamba Tuhan”. Ajaran tersebut menjelaskan bahwa orang kuno sejak dulu sudah mengakui keesaan Tuhan.

Dalam kerangka Kejawen, kita dapat menjelajahi kekayaan spiritualitas yang inklusif, menggabungkan aspek-aspek keberagaman dan keselarasan dengan alam semesta. Sementara banyak orang mengaitkannya dengan aspek keagamaan, pandangan moderasi agama terhadap Kejawen menawarkan pandangan yang lebih luas, mengapresiasi keberagaman budaya dan spiritualitas yang melampaui batas-batas dogma agama.

Kejawen adalah individu yang mempraktikkan tradisi spiritual Jawa yang kaya, yang mencakup beragam praktik, keyakinan, dan ritual. Mereka tidak hanya menjalankan upacara keagamaan tradisional seperti slametan dan tolak bala, tetapi juga mempraktikkan nilai-nilai seperti kesederhanaan, kedamaian, dan keseimbangan.

Spiritualitas yang Inklusif

Kejawen menggambarkan pengalaman spiritual yang inklusif dan harmonis. Mereka mempraktikkan ajaran-ajaran tradisional Jawa, termasuk dalam upacara keagamaan, seperti slametan dan tolak bala. Namun, mereka juga menerima dan menghormati keyakinan dan praktik spiritual lainnya.

Kejawen memahami bahwa jalan menuju kebenaran dan kesempurnaan dapat bermacam-macam. Dalam pandangan mereka, setiap individu memiliki kebebasan untuk menemukan jalan spiritualnya sendiri, yang dapat mencakup elemen-elemen dari tradisi Jawa, agama-agama lain, atau bahkan pendekatan non-religius. Dengan demikian, spiritualitas Kejawen bersifat inklusif, menghormati dan merangkul keberagaman.

Ciri-Ciri Ajaran Kejawen

Bagi orang yang menganut kepercayaan ajaran kuno biasanya tidak menganggap ajarannya sebagai agama dalam pengertian agama monoteistik, seperti islam atau kristen, tetapi lebih melihatnya sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang bersamaan melalui perilaku (mirip seperti ibadah).

Ajaran ini biasanya tidak terpaku pada aturan-aturan ketat dan menekankan pada konsep keseimbangan. Penganut ajaran ini hampir tidak pernah mengadakan kegiatan perluasan ajaran, namun melakukan pembinaan secara rutin.

Ajarannya pun cukup bervariasi, dan sejumlah ajaran bisa mengadopsi ajaran agama pendatang, baik Hindu, Islam, Buddha maupun Kristen. Gejala ini sering dipandang bukan sesuatu aneh, karena dianggap memperkaya cara pandang terhadap tantangan perubahan zaman.

Jenis Ajaran Kejawen dan Kegunaannya

Setelah mengetahui tentang apa itu ajaran Kejawen, selanjutnya kami akan memberitahukan ada beberapa tentang ajaran dan kegunaannya. Berikut klasifikasi ilmu gaib berdasarkan kegunaannya.

  1. Ilmu Kanuragan atau Ilmu Kebal Kejawen

Ilmu kanuragan adalah kesaktian bela diri secara Supranatural, kanuragan ini mencakup kemampuan bertahan diri atau kebal terhadap serangan dan kemampuan untuk menyerang lewat kekuatan yang luar biasa. Contoh kesaktian kanuragan adalah ilmu Asma’ Malaikat, Hizib Kekuatan Batin, Syahadat Pamungkas, dan lain-lain.

  1. Ilmu Kawibaan dan Pengasihan

Lanjut, ilmu Supranatural ini berfungsi untuk mempengaruhi kejiwaan dan perasaan orang lain. Supranatural ini berguna buat menambah daya kepemimpinan dan menguatkan kata-kata yang diucapkan.

Orang yang menguasai kesaktian kawibaan nantinya mendapat wibawa di masyarakat, dan tidak akan bisa melawan perintahnya atau berdebat dengannya. Sedangkan pengasihan atau pelet adalah berkaitan dengan masalah cinta.

Pengasihan dapat membuat hati seseorang yang kalian tuju menjadi simpati dan sayang. Oleh karena itu, banyak yang menggunakannya untuk membuat pujaan hati jatuh cinta dan memulangkan orang buat pergi.

  1. Ilmu Kejawen untuk Khodam

Khodam adalah makhluk yang selalu mengikuti tuannya dan bersedia melakukan perintah dari tuannya, biasanya orang yang menguasai khodam ini akan mampu berkomunikasi melalui khodam yang dimilikinya.

Walaupun sama-sama berbadan gaib, khodam itu berbeda dengan jin atau setan, karena khodam tidak bernafsu dan tidak berjenis kelamin.

  1. Ilmu Trawangan dan Ngrogo Sukmo

Trawangan biasanya buat menajamkan mata batin, sehingga dapat isyarat menangkap isyarat halus, bisa melihat melalui jarak jauh, tembus pandang dan bisa membaca hati orang lain.

Bacaan Doa Kejawen: Doa Bakar Kemenyan Kejawen, Tujuan, Arti, dan Hukum.

Sedangkan ngrogo sukmo adalah kelanjutan dari trawangan. Orang yang menguasai kesaktian ngrogo sukmo akan mampu melepaskan roh untuk melakukan perjalanan kemana pun yang di inginkan.

  1. Ilmu Permainan atau Atraksi

Ilmu permainan atau atraksi hanya bisa digunakan kalau pertunjukan di panggung saja. Sekilas mirip seperti kanuragan, karena bisa memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap benda-benda tajam, minyak panas, dan air keras.

  1. Ilmu Kesehatan

Terakhir, ilmu kesehatan ini masuk dalam ilmu gurah (untuk membersihkan saluran pernafasan), kuat seks, dan Supranatural lainnya yang berhubungan pada fungsi biologis manusia.

Contoh Tradisi Kejawen

Selain budayanya masih kental, orang Jawa juga terkenal berbagai macam tradisi yang masih lestari hingga kini. Adat dan budaya tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berkaitan satu sama lain. Berikut beberapa contoh tradisi adat Jawa.

  1. Nyadran

Nyadran adalah tradisi yang dilakukan oleh orang Jawa sebelum puasa tiba dengan melakukan ziarah ke makam dan menabur bunga.

  1. Mitoni

Mitoni adalah tradisi yang diperuntukkan bagi wanita baru pertama kali mengandung atau hamil. Tradisi tersebut dilakukan lewat upacara siraman pada usia kehamilan tujuh bulan.

  1. Wetonan

Wetonan adalah tradisi yang hampir sama dengan perayaan ulang tahun. Namun tradisi tersebut diselenggarakan hingga 10 kali dalam setahun dan di laksanakan sesuai dengan penanggalan kalender Jawa.

  1. Tedhak Siten

Terakhir, tedhak siten adalah tradisi yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan seseorang anak agar bisa menjalani kehidupan yang benar dan sukses di masa depan.

 

Pertanyaan Paling Sering Tentang Kejawen

  1. Kejawen Menyembah Apa?

Tuhan dalam Al-quran bersifat transenden, yaitu berada di luar dan mengatasi alam semesta. Sedangkan dalam Kejawen, Tuhan itu bersifat imanen, yakni berada di dalam diri manusia. Al-quran mengajarkan tanzih yang menyucikan Tuhan dari keserupaan makhluknya, namun kejawen menganut konsep taswiyah yang berarti keserupaan atau pembauran antara manusia dan Tuhan.

  1. Apakah Ilmu Kejawen itu Syirik?

Masuknya berbagai aliran agama di masyarakat dalam rentang periode lama, khususnya kepercayaan tradisi mengalami akulturasi dengan berbagai agama lain. Islam Kejawen sendiri masih kental dengan hal-hal yang mengandung syirik, dimana islam sendiri sangat melarang hal tersebut yang mana dijelaskan dalam Al-quran dan hadis.

  1. Apakah Kejawen Masih Ada?

Saat ini, Kejawen telah banyak ditinggalkan, untuk sebagian orang bahkan dianggap representasi dari kekunoan. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak orang kuno menjalankan tradisi-tradisi hingga kini, seperti ritual nyadran, tedhak siten, mitoni dan wetonan.

Harmoni dengan Alam Semesta

Salah satu inti dari spiritualitas Kejawen adalah harmoni dengan alam semesta. Mereka meyakini bahwa semua makhluk hidup saling terkait dan saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu, kegiatan spiritual tidak hanya melibatkan hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan, tetapi juga hubungan horizontal dengan alam dan masyarakat sekitarnya. Dalam praktiknya, ini tercermin dalam upaya untuk hidup sejalan dengan alam dan menghormati lingkungan.

Toleransi dan Dialog Antarkeyakinan

Kejawen juga mempraktikkan toleransi dan dialog antarkeyakinan. Mereka memahami bahwa perbedaan keyakinan adalah keniscayaan dalam masyarakat yang beragam, dan oleh karena itu, mereka mendorong dialog yang terbuka dan menghormati keberagaman spiritual. Ini menciptakan landasan yang kokoh untuk perdamaian dan kerjasama antarbudaya.

Moderasi Agama dalam Konteks Kejawen

Moderasi agama dalam konteks Kejawen tercermin dalam sikap terbuka terhadap perbedaan dan keberagaman. Berbeda dengan pendekatan yang eksklusif, moderasi agama dalam Kejawen menekankan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, keadilan, dan harmoni. Ini memungkinkan dialog antarbudaya dan toleransi yang mendalam.

Pandangan Kejawen terhadap Agama Lain

Dalam pandangan Kejawen, agama-agama lain dipandang sebagai jalan yang berbeda menuju Tuhan yang sama. Mereka menghormati praktik keagamaan lain dan berusaha untuk hidup berdampingan secara damai. Ini mencerminkan esensi moderasi agama, yang tidak hanya menerima perbedaan, tetapi juga merayakannya.

Tantangan dan Peluang

Meskipun Kejawen menawarkan paradigma moderasi agama yang inspiratif, tantangan tetap ada. Globalisasi dan modernisasi membawa arus budaya baru yang dapat mengancam tradisi lokal. Namun, ini juga membuka peluang untuk memperluas dialog antarbudaya dan memperkaya pemahaman akan spiritualitas.

Kesimpulan

Melalui pandangan moderasi agama, Kejawen menawarkan model yang inklusif dan harmonis untuk memahami dan menghargai keberagaman budaya dan spiritualitas. Dalam dunia yang semakin terhubung, nilai-nilai ini menjadi semakin relevan dalam membangun masyarakat yang saling menghormati dan berdampingan.

Kejawen menawarkan paradigma spiritual yang inklusif, yang menggabungkan keberagaman dan harmoni dengan alam semesta. Dengan menghormati perbedaan dan mendorong dialog antarkeyakinan, mereka membentuk komunitas yang damai dan berdampingan. Dalam dunia yang semakin terhubung, nilai-nilai ini menjadi semakin penting dalam membangun masyarakat yang saling menghormati dan berkelanjutan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *